Tari Lulo: Tarian Pemersatu 'Mepokoaso' Suku Tolaki asal Sulawesi ... Rangkain Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) 2018 di Yo...
Rangkain Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) 2018 di Yogyakarta banyak menghadirkan rangkaian lomba salah satunya tari-tarian. Tarian khas daerah masing-masing diperlombakan oleh para mahasiswa dari penjuru Nusantara. Diantaranya Tarian Molulo atau Lulo yang merupakan salah satu jenis kesenian tari tradisional dari daerah Sulawesi Tenggara. Didaerah tersebut terdapat beberapa suku yang mendiaminya. Suku Tolaki sebagai salah satu suku yang berada di daerah ini memiliki beberapa tarian tradisional, salah satu tarian tradisional yang masih sering dilaksanakan hingga saat ini adalah tarian persahabatan dan pemersatu yang disebut tarian Lulo.Umumnya, posisi tarian tersebut sambil bergandengan tangan dengan membuat sebuah lingkaran kec il hingga besar dan menari sambil mengelilingi. Tidak memandang umur dan kasta, dalam tarian ini asalkan mampu mengikuti gerakan tarinya yang dinilai sangat mudah maka bisa bergabung."Kalau tarian yang dibawakan ini adalah tari lulo mepokoaso yang sudah dikolaborasi dengan tarian kontemporer dan tarian lulo," kata Ketua Tim Tari Lulo, Deno Rinambo, di Gedung PKHH UGM, Kamis (18/10).Deno menuturkan, tarian Lulo adalah tarian khas dari Sulawesi Tenggara, sedangkan 'Mepokoaso' memiliki arti pemersatu yang mana dengan tarian ini kita bisa menyatukan dari ragam etnis, budaya, suku di Sulawesi Tenggara dan daerah lainnya."Dengan tarian ini kami ingin memberikan pembelajaran terhadap pandangan miring oleh orang-orang Sulawesi Tenggara suaranya lantang (berbicara), padahal mereka tidak mnegetahui isi hatinya apa," ujarnya.Tarian tersebut mampu menampilkan penari tanpa batas maksimal dengan beragam model namun masih dalam satu gerakan yang sama. Lebih penting da ri itu, tarian Lulo mampu mencerminkan bahwa masyarakat Tolaki, Sulawesi Tenggara merupakan masyarakat yang sangat mencintai kedamaian dan menomorsatukan sebuah persahabatan dan persatuan dalam bingkai kehidupan di Nusantara.Deno mengungkapkan, dengan adanya kegiatan ini sangat disambut positif oleh para mahasiswa. Sebab, melalui tontonan budaya tersebut, tidak hanya mengejar prestasi dibidang akademik namun bisa mengetahui ragam kebudayaan Indonesia yang kaya dengan pembelajaran."Kita memperkenalkan budaya-budaya sendiri indah dan bagus untuk dipertontonkan kepada semua masyarakat," ujarnya.Dengan diselenggarakannya kegiatan budaya tersebut, diharapkan mampu menjadi ajang untuk bisa saling menyatukan budaya persahabatan dan saling bersilaturahmi bagi seluruh anak bangsa. (Nadhir Attamimi/adn)Sumber: Berita Sulawesi Tenggara